Selasa, 25 Desember 2007

Yogyakarta – Central Java Community Assistance Program

Yogyakarta – Central Java Community Assistance Program

Yogyakarta – Central Java Community Assistance Program

LAPORAN PROGRAM
QUICK IMPACK LIVELIHOOD
Pusat Study Masyarakat (PSM) Yogyakarta - CBAP – RHK- AIP
Desa Gondangan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten


Capaian Akhir Program
Capaian dari kegiatan program QIL ini adalah pemulihan ekonomi bagi usaha kecil masyarakat desa Gondangan secara cepat pasca gempa, agar masyarakat penerima manfaat tersebut bisa memulihkan kembali kegiatan ekonomi yang selama ini dilakukan sebelum gempa bumi. Keadaan masyarakat desa Gondangan yang rata-rata mata pencaharian masyarakatnya adalah produksi makanan ringan. Usaha yang dilakukan oleh kelompok masyarakat ini merupakan usaha perseorangan yang sudah berjalan puluhan tahun dan turun temurun. Sebagian besar masyarakat desa Gondangan bergerak dalam usaha produksi makanan ringan. Sampai saat ini, sentra usaha kecil makanan ringan ini menjadi usaha tetap kelompok ini untuk menopang kehidupan keluarga, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Gondangan, karena itu, di kecamatan Jogonalan tersebut dikenal sebagai Sentra Industri Kecil mandiri dengan model pengelolaan usaha yang terwadai dalam koperasi simpan pinjam untuk membantu para anggota dalam permodalan dan peningkatan produksi. Usaha yang dilakukan oleh penerima manfaat saat ini hanya bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja, karena hasil produksi yang dilakukan setelah gempa banyak menurun, sedangkan banyak kebutuhan lain yang harus di utamakan yaitu membangun rumahnya yang rusak akibat gempa. Dengan adanya program QIL atau rehabilitasi mata pencaharian pasca gempa dengan memberikan bantuan permodalan dan peralatan bagi usaha kecil masyarakat sebagai pengganti peralatan usaha yang rusak/hancur akibat gempa bumi diharapkan semaksimal mungkin mampu memulihkan usahanya seperti semula agar dalam kegiatan usaha tersebut dapat berkembang dan mampu meningkatkan pendapatan keluarga dan daya beli masyarakat serta membuka lapangan kerja bagi masyarakat Gondangan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada program QIL tersebut adalah lebih pada penguatan kapasitas organisasi koperasi dan anggotanya dalam manajemen internal organisasi serta manajemen pemasarannya agar dalam memasarkan hasil produksinya ada kesamaan harga yang sudah ditentukan oleh koperasi berdasarkan kesepakatan seluruh anggota koperasi, supaya tidak terjadi persaingan harga di -
sesama anggota koperasi tersebut. Adapun penerima manfaat yang menjadi anggota koperasi adalah sebanyak 45 orang, sedangkan 11 penerima manfaat yang lainnya akan didorong menjadi anggota koperasi. Kelompok usaha masyarakat yang tergabung dalam anggota koperasi Guna Darma ini didampingi oleh fasilitator lapangan PSM membuat mekanisme distribusi bantuan sampai acara pembagian dana bantuan yang dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2007 yang ditempatkan di halaman rumah Bapak Sujianto selaku ketua koperasi Guna Darma, Dukuh Gondangan, RT. 02/08 Gondangan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten.
Dalam pendistribusian bantuan permodalan dan peralatan, masing-masing penerima manfaat menerima bantuan secara langsung berdasarkan kebutuhan yang telah diajukan oleh masing-masing penerima bantuan yang berupa bahan baku seperti beras, minyak sawit, tepung tapioka, gandum semar dan lainnya, karena atas kesepakatan seluruh angota koperasi yang disaksikan oleh fasilitator lapangan PSM dalam rapat membuat mekanisme distribusi bantuan tersebut dan dipercayakan pada pengurus koperasi sebagai perwakilan anggota dan di dampingi oleh fasilitator PSM untuk membantu membelanjakan kebutuhan bahan baku untuk produksi yang telah diajukan dalam proposal. Maka pembagian bantuan tersebut berupa bahan baku untuk produksi sedangkan diluar bahan baku dalam hal ini adalah peralatan disarankan untuk membelanjakan sendiri pada setiap penerima bantuan yang telah mengajukan peralatan untuk produksi, agar memudahkan administratif laporan serta pengumpulan nota/ kwitansi pembelanjaan yang dilakukan oleh koperasi yang sesuai dengan harga satuan dan jumlah kebutuhan barang berdasarkan pengajuannya dan dibantu oleh fasilitator lapangan PSM dalam kurun waktu dua minggu sekaligus melakukan monitoring kepada penerima manfaat atas pembelanjaan barang kebutuhan usaha yang telah mereka ajukan. Dengan inisiatif penerima manfaat yang menjadi anggota koperasi dan dikoordinir oleh koperasi semua laporan pembelanjaan dikumpulkan di pengurus koperasi. Untuk menindaklanjuti program bantuan tersebut seluruh warga penerima manfaat yang menjadi anggota koperasi akan kita dorong untuk penguatan kapasitas produksi pada masing-masing anggota dan atau penerima bantuan serta penguatan manajerial organisasi koperasinya.


a. Faktor pendukung keberhasilan program tersebut adalah keterlibatan kelompok usaha masyarakat yang tergabung dalam koperasi dalam memberikan informasi berupa data anggota koperasi dan mempunyai usaha kecil yang sama yaitu industri kecil makanan ringan yang benar-benar membutuhkan modal yang berupa peralatan usaha dan bahan baku serta jelas usahanya, agar bantuan dana –
sebagai pengganti peralatan usaha tepat sasaran. Data dan informasi penerima manfaat tersebut didapat dari petugas lapangan PSM pada saat distribusi terpal di desa Gondangan, Kecamatan Jogonalan dan petugas lapangan PSM sekaligus melakukan assesment potensi ekonomi masyarakat. Program QIL sebagai tindaklanjut dari program distribusi terpal, maka PSM menindaklanjuti dari data anggota koperasi yang mempunyai usaha kecil dan melakukan wawancara secara langsung kepada tiap penerima manfaat yang menjadi target penerima bantuan serta melihat jenis usaha yang selama ini dilakukan serta keadaan ekonomi keluarganya.


b. Kendala-kendala program tersebut adalah :
1. Pendataan warga penerima bantuan yang bukan anggota koperasi dan mempunyai usaha kecil makanan ringan yang terlewatkan sangat rentan terjadi kecemburuan di masyarakat.
2. Pengajuan kebutuhan masing-masing penerima bantuan awal pendataan pada bulan Maret 2007 banyak mengalami perubahan data penerima. Pada saat pertemuan pertama dengan seluruh penerima anggota koperasi guna darma update data penerima bantuan banyak yang berubah, dikarenakan ada beberapa penerima sudah tidak beralamatkan di desa gondangan.
3. Dalam pertemuan yang kedua warga penerima bantuan, pengajuan nama pengganti penerima bantuan yang sudah tidak beralamatkan di Gondangan diusulkan atas kesepakatan bersama antara anggota koperasi dan PSM.
4. Perubahan pengajuan kebutuhan pada masing-masing penerima bantuan pada awal pendataan banyak mengalami perubahan, karena penerima bantuan sebagian besar sudah tidak membutuhkan peralatan produksi, maka dalam pertemuan yang ketiga dengan warga penerima bantuan masing-masing penerima mengusulkan kebutuhannya dari pengajuan peralatan diganti dengan bahan baku untuk produksi yang sesuai dengan jumlah nominal yang telah diajukan diproposal pertama kali agar tidak merubah jumlah nominal yang sudah disepakai antara PSM dengan Ausaid.

c. Cara-cara mencegah kendala-kendala tersebut adalah :
1. Memberikan penjelasan kepada warga yang tidak mendapatkan bantuan ini dilakukan oleh petugas assesment di lapangan, karena dalam pendataan di lapangan mengenai program bantuan tersebut adalah memakai koperasi guna darma yang akan kita ajukan, serta meminimalisir konflik warga dengan perangkat desa atau warga dengan anggota koperasi, atas dasar itu PSM memilih koperasi guna darma, karena sebagian besar anggota koperasi banyak – rumahnya rusak dan membutuhkan bantuan permodalan agar usahanya bisa berjalan seperti semula pada waktu sebelum gempa.

2. Meminimalisir potongan-potongan yang dilakukan oleh perangkat desa atau oknum lain terhadap penerima manfaat dengan membuat surat peryataan bermaterai Rp. 6000,- yang di tanda tangani oleh Direktur PSM dan penerima bantuan sebagai bukti surat tanda terima bantuan yang sesuai dengan jumlah pengajuan penerima manfaat.
Manajemen dan Penggunaan Sumber Dana
Pengelolaan pembagian dana bantuan kepada para penerima manfaat diberikan langsung secara penuh yang sudah dibelanjakan oleh pengurus koperasi berupa minyak sawit, beras, tepung tapioka, gandum semar dan lainnya bagi masing-masing penerima yang telah mengajukan bantuan bahan baku, serta pembagian sisa dana bantuan yang belum dibelanjakan seperti pengajuan peralatan usaha tersebut dihitung kembali berdasarkan jumlah pengajuan peralatan pada masing-masing penerima manfaat dan disaksikan oleh fasilitator, ketua koperasi dan masyarakat penerima bantuan yang lainnya dengan disertai tanda bukti bermaterai serah terima bantuan. Adapun jumlah bantuan yang telah diajukan oleh koperasi Guna Darma untuk 56 orang penerima bantuan dengan total jumlah Rp. 107.354.000,00.
Sedangkan dalam mekanisme pembelanjaan bantuan langsung dikoordinir oleh pengurus koperasi yang didampingi oleh PSM, dalam penggunaan dana untuk pembelanjaan kebutuhan masing-masing penerima bantuan dapat dipertanggungjawabkan oleh semua pengurus koperasi guna darma dan PSM sebagai pendamping secara transparasi kepada semua anggota koperasi dan penerima bantuan dalam rapat evaluasi bersama penerima bantuan dan laporan pembelanjaan yang telah dibelanjakan oleh koperasi dan laporan nota /kwitansi pembelanjaan penerima bantuan pada PSM pasca pendistribusian bantuan, sehingga apa yang menjadi target program dapat tercapai sesuai dengan realisasinya.

Hasil Pembelajaran dari Program yang telah dijalankan
a. Dari program QIL kedua yang telah kita jalankan di desa Gondangan, Kecamatan Jogonalan menurut kami selaku mitra dalam menjalankan program sangat maksimal, karena kelompok usaha masyarakat yang tergabung dalam koperasi Guna Darma sangat berpengalaman dalam pendistribusian bantuan peralatan untuk usaha kecil, karena koperasi guna darma terbentuk sudah – cukup lama tahun 2002, pengalaman pertama bantuan untuk koperasi guna darma adalah bantuan permodalan dari Dinas Pertanian Klaten pada awal pembentukan koperasi, sedangkan bantuan yang kedua adalah dari Disperindagkop Klaten, dengan bantuan peralatan usaha untuk produksi pada saat sebelum gempa bumi 27 Mei 2007 yang melanda Yogyakarta dan Jateng. Maka dari itu PSM selaku pendamping dipercaya untuk mengajukan program Quick Impact Livelihood (QIL) yang kedua yang bermitra dengan Australia Indonesia Partnership (AIP) dengan mengajukan kelompok industri masyarakat yaitu koperasi Guna Darma, yang bergerak pada usaha kecil makanan ringan di desa Gondangan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten. Maka kedepannya dari program QIL yang sudah dijalankan dan mencapai target yang cukup baik, sehingga dari hasil pembelajaran program QIL ini di internal lembaga PSM sebagai pengalaman internal dalam menjalankan program-program keberlanjutan.

b. Rencana pengembangan program di desa Gondangan, Kecamatan Jogonalan, Kab. Klaten untuk kedepan adalah memaksimalkan koperasi sebagai ruang membangun ekonomi mandiri bagi usaha kecil dan khususnya penguatan ekonomi masyarakat Desa Gondangan agar dapat membuka lapangan kerja yang lebih luas di kabupaten klaten.

IV. REKOMENDASI
1. Pelatihan Penguatan Kapasitas Manajemen Organisasi Koperasi Guna Darma.
2. Penguatan Kapasitas Produksi bagi usaha kecil di desa Gondangan yang terwadai dalam koperasi mengenai pelatihan manajemen produski, manajemen pemasaran, standarisasi kesehatan makanan untuk usaha kecil.





Yogyakarta, 6 Desember 2007


Amalul Madih
Program Officer

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Salam kenal,

Kami dari pengurus Koperasi Kormabar Batam sangat tertarik dengan konsep/program kerja Central Java Commnunity Assistance Program. Kira-kira apakah boleh dapatkan semacam kerjasama kegiatan atau informasi lanjut dari pihak CJCAP tentang kegiatan tersebut.
Email saya: bestmanjp@gmail.com

"MENDIDIK RAKYAT DENGAN PERGERAKAN, MENDIDIK PENGUASA DENGAN PERLAWANAN"

Situasi obyektif negara yang masih diliputi oleh ketidakadilan kepada rakyat sebagai pemegang kuasa atas negara tentunya harus disikapi dengan sebuah langkah yang teratur sekaligus revolusioner. Kepemilikan atas modal dan alat produksi oleh rakyat merupakan keniscayaan yang harus segera diwujudkan.
Maka blog ini sebagai media alternatif dalam FGD (focus groups discussion) untuk melahirkan gagasan-gagasan baru untuk dipraksiskan dalam membentuk karakter bangsa demi cita-cita nasional demokrasi kerakyatan untuk menuju negara revolusioner.